Minggu, 13 Juni 2010

REMIDI BAHASA INDONESIA KELAS VII

TULIS RINGKASAN CERITA PENDEK BERIKUT.

Bodoh, Culas, dan Cerdik
KARYA: GIANDE

Pagi hari seperti biasa Pak Bodoh pergi belanja ke pasar. Keadaan pasar pagi itu sudah ramai, banyak orang belanja keperluan hariannya. Saat Pak Bodoh berkeliling mencari sayur, ia bertemu Pak Culas yang sedang menjajahkan dagangannya. Pak Bodoh tertarik dengan berbagai barang mungil yang dijual oleh Pak Culas, ada yang berbentuk sepatu, mangkok, bahkan hewan seperti kuda. Pak Culas mengenali Pak Bodoh, dan tiba – tiba dia mendapat akal untuk menipu Pak Bodoh

“ Mari Pak Bodoh dilihat – lihat dahulu barang – barang saya, mungkin ada yang menarik buat kamu. “ Sambut Pak Culas , Pak Bodoh melihat – lihat barang dagangan Pak Culas, ia tertarik dengan bentuknya yang kecil, sembari Pak Bodoh melihat – lihat, Pak Culas mengeluarkan sesuatu dari kantong, sebuah jam pasir ukuran tidak lebih besar dari telapak tangan Pak Culas, sangat menarik
“ Bagaimana dengan ini Pak Bodoh?” Kata Pak Culas sambil memperlihatkan jam pasir itu, Pak Bodoh tampak sangat tertarik dengan jam pasir itu, butiran pasirnya tampak berkilau turun.
“ Ini apa namanya Pak Culas?”
“ Ini Jam Pasir, indah bukan? Ini dapat menunjukanwaktu tepat 5 menit sampa pasirnya habis terjatuh. “
Pak Bodoh berpikir,
“ Wah tapi bagaimana kalau pasirnya jatuh semua? Kan sudah tidak dapat digunakan lagi kalau begitu? “ Tanya Pak Bodoh tidak mengerti, Pak Culas tersenyum, semua berjalan seperti yang dia rencanakan
“ Oh tenang. “ Kemudian Pak Culas menunjuk sebuah karung dibawah
“ Kalau habis kamu tinggal mengisinya dengan pasir ini. “ Katanya sambil menunjuk karung itu, Pak Bodoh hanya manggut – manggut,“ Ayo belilah satu paket saya kasih murah, hanya 10 ribu , murah bukan? “

Pak Bodoh memang mempunyai uang sebanyak itu, tapi uang itu untuk membeli persediaan makan hari ini. Pak Bodoh ingin menolak , tapi
“ Ayo kapan lagi kamu bisa mempunyai jam pasir ini? Ini barang langka loh, dan harganya juga murah oklah aku kurangin lagi seribu jadi khusus untukmu aku kasih harga 9 ribu, padahal biasa aku jual paling murah 12 ribu. Bagaimana? Murah bukan ayooo, hanya hari ini kamu bisa mendapat harga segitu, karena aku sedang butuh uang. “ Rayu Pak Culas
Mendengar rayuan Pak Culas, maka Pak Bodoh jadi tergiur, dan ia segera membeli jam pasir itu beserta satu karung pasir
“ Terima Kasih, lain kali beli lagi ya. “ Kata Pak Culas , dalam hatinya ia tersenyum, betapa Bodohnya Pak Bodoh mau saja ditipu seperti itu. Pak Bodoh pulang dengan bahagia, ia merasa telah mendapatkan barang bagus. Sepulang dari pasar, Pak Bodoh tidak sempat makan, karena uang yang seharusnya dia gunakan untuk membeli sarapan sudah habis untuk membeli jam pasir
“ Ah sekali – kali tidak sarapan tidak apa – apalah. “

Pak Bodoh bekerja sebagai asisten Pak Cerdik, yang bertugas membantu Pak Cerdik dalam pekerjaan kasar. Biasanya Pak Bodoh bekerja sangat rajin, dan semangat, tapi hari ini Pak Cerdik melihat Pak Bodoh terlihat capek , dan tidak bertenaga,

“ Ada apa denganmu Pak Bodoh? Tidak biasanya kamu capek, dan tidak semangat dalam bekerja”
“ Begini Pak saya lapar berat karena belum sarapan tadi pagi. “
“ LHo kenapa ga sarapan? “
“ Tadinya saya kepengen beli sayur untuk sarapan, tapi saat disana saya melihat barang bagus sebuah jam pasir. “ Kata Pak bodoh kemudian mengeluarkan jam pasir itu dari kantongnya, dan menunjukan pada Pak Cerdik
“ Ya ya, jam itu bagus, memang berapa harga jam ini? Kan paling hanya 4 ribu ato 5 ribu saja? Bukannya saya memberi kamu 10 ribu untuk membeli keperluan pagi, dan malam? Kan masih sisa. “ Tanya Pak Cerdik
“ Ya mungkin kalau jam pasirnya saja segitu Pak, tapi kan saya beli sama satu karing pasir cadangannya, jadi harganya 9 ribu , itu sudah didiskon loh Pak, biasanya harganya 12 ribu. “ Kata Pak Bodoh bangga

Pak Cerdik hanyak garuk- garuk kepala,
“ Loh kenapa harus beli sama 1 karung pasir ? “Tanya Pak Cerdik heran
“ Ya untuk pasir cadangan Pak, kalau pasirnya habis kan tinggal diisi dengan pasir itu. “
“ Aduh Pak Bodoh , kamu telah ditipu sama Pak Culas, jam pasir itu cara kerjanya kalau bagian atas pasir habis, ya tinggal dibalik saja, dan begitu seterusnya. Jadi tidak perlu pasir cadangan, kamu telah ditipu untuk membeli benda yang tidak perlu. “ Terang Pak Cerdik
“ Alamak, jatah makan pagiku hilang untuk barang tidak berguna. “ Kata Pak bodoh lemas

Pak Cerdik berpikir sejenak, memang Pak Culas sudah terkenal suka menipu, dan mengerjai orang, mungkin kali ini perlu diberi pelajaran agar dia jera, tapi bagaimana? Pak Cerdik berpikir, dan melihat sekitarnya, sekumpulan sapi ternaknya sedang asik makan rumput, tiba – tiba terlintas sebuah ide untuk membalas perbuatan Pak Culas.

“ Kamu mau uangmu kembali? “
Pak Bodoh mengangguk, dan kemudian Pak Cerdik menjelaskan rencananya pada Pak Bodoh.
“ Bagaimana ? Sudah mengerti apa yang harus kamu lakukan? “
“ Ngerti sih Pak, tapi buat apa? “ Tanya Pak Bodoh tidakmengerti maksud rencana Pak Cerdik
“ Sudah tenang saja, kamu tinggal jalankan rencana yang kuberitahu, nanti selanjutnya biar aku bantu selesaiin. “ Jawab Pak Cerdik

Esok harinya, seperti biasa pagi – pagi Pak Bodoh pergi ke pasar, tapi kali ini dia tidak sendirian, ia menuntun seekor sapi. Sapi itu gemuk, dan sehat benar – benar sapi yang bagus. Pak Bodoh sengaja berjalan di depan Pak Culas, sepertik yang disuruh Pak Cerdik. Pak Culas berpikir, untuk apa Pak Bodoh membawa sapi ke pasar? Pasti untuk dijual, sapi itu sangat bagus, tubuhnya gemuk, bersih, dan terlihat sangat sehat, pasti dagingnya juga empuk. Pak Culas langsung memanggil Pak Bodoh,

“ Hai Bodoh, ngapain kamu bawa sapi ke pasar? “
“ Oh aku mau menjual sapiku. “ Jawab Pak Bodoh singkat sesuai dengan apa yang disuruh Pak Cerdik
Pak Culas berpikir sejenak, kemudian ia memanggil lagi
“ Berapa harga sapimu? “
“ 5 juta “
“ Wah Mahal banget, lihat mata sapi ini terlihat lesu pasti sapi ini kurang sehat, biasanya harga sapi yang tidak sehat paling hanya 4 juta saja, tapi berhubung kita teman saya berani beli dengan harga 4.5 juta deh . “ Pak Culas sengaja menjelek – jelekan, tapi dalam hati ia beranggapan paling gak harga sapi ini bisa mencapai 6 juta , minimal 5.5 juta
“ Ya Bolehlah kalau memang segitu harganya. “
“ Gitu donk, ini sebagai tanda jadi aku kasih 200 ribu dulu, aku tidak membawa uang sebanyak itu, nanti sore aku ke rumahmu untuk membayar sisanya, sekalian mengambil sapimu bagaimana? “
“ jadi 200 ribu ini sebagai tanda jadi untuk membeli sapiku?”
“ Iya, ingat jangan kau jual sapimu pada orang lain, nanti sore pasti aku dating ke rumahmu untuk membayar sisanya, dan mengambil sapimu. “ Jawab Pak Culas
Pak Bodoh menerima uang itu, dan ia segera pulang, Sementara itu Pak Culas memandang keberpegian Pak Bodoh dengan senyum kemenangan, kali ini ia berhasil lagi menipu Pak Bodoh , begitu pikirnya.

Sore harinya Pak Culas dating ke rumah Pak Bodoh, kebetulan Pak Bodoh baru saja pulang kerja, ia sedang duduk di teras rumahnya.
“ Selamat Sore, nah ini sisa uang yang aku janjikan, 4.3 juta, hitunglah. “ Kata Pak Culas
Pak Bodoh menerima uang itu, kemudian menghitungnya, ya jumlahnya tpat 4.3 juta.
“ Baiklah silakan bawa sapiku Pak Culas, itu sapiku sudah aku ikat di pohon . “ Kata Pak Bodoh menunjukkan seekor sapi yang kurus, kecil benar - benar berbeda dengan sapi yang dia bawa ke pasar tadi pagi
“ Hei Bodooh kamu jangan mengerjai saya ya? Mana sapi yang tadi pagi kamu bawa? Jelas ini bukan sapi itu , sapi ini jauh lebih kecil dan kurus. “ Kata Pak Culas dengan nada tinggi.
“ Sapiku ya itu Pak Culas, hanya itu sapiku, yang tadi pagi aku bawa kan sapi milik Pak Cerdik. “ Kata Pak Bodoh tenang, Pak Culas menjadi emosi
“ Bagaimana toh, kamu bilang itu sapimu? Saya gak mau tahu, kalau gitu kembalikan uang saya, saya batal membeli sapimu. “ Kata Pak Culas, ia tidak mau mengeluarkan uang untuk membeli sapi kurus milik Pak Bodoh, sapi itu harganya paling hanya 3 juta

Kemudian Pak Cerdik yang daritadi di dalam rumah Pak Bodoh keluar, ia menunggu saat yang tepat untuk ikut campur.

“ Ya tidak bisa begitu Pak Culas, kamu kan sudah memberi tanda jadi, masa sekarang mau minta kembali uangnya? . “ Kata Pak Cerdik santai
“ Oh Pak Cerdik, ya jelas saja aku minta kembali uangku, Pak Bodoh ini telah menipuku dengan membawa sapimu ke pasar terus mengaku itu sapi miliknya. “
“ Benar begitu? “ Tanya Pak Cerdik pada Pak Bodoh
“ Aku tidak berkata sapi itu milikku kok, aku kan hanya bilang aku mau menjual sapiku, tapi tidak mengatakan kalau sapi yang aku bawa itu adalah sapi milikku. “
Begitu Pak Bodoh mengatakan demikian, Pak Culas baru sadar, memang Pak Bodoh tidak pernah mengatakan kalau sapi yang dia bawa itu miliknya, dan bodohnya dia tidak menanyakan dengan pasti karena tergiur keuntungan yang bisa dia dapat dari menipu Pak Bodoh. Ya semua ini sudah diatur Pak Cerdik, termasuk semua tindakan, dan perkataan Pak Bodoh untuk memberi pelajaran pada Pak Culas.

“ Ta,,,tapi kalau sapinya ini harga 4.5 juta sungguh keterlaluan, bagaimanapun aku batal membelinya. “ Kata Pak Culas tidak mau kalah
“ ya tidak bisa begitu Pak Culas, kamu kan sudah memberi uang tanda jadi pada Pak Bodoh, jadi pak Bodoh tidak menjual pada orang lain. “ Kata Pak Cerdik
“ Ya siapa si yang mau beli sapi kurus kering ini seharga 4.5 juta? Dihargai 3 juta saja sudah harus bersyukur. “
“ Ya begini saja, kamu boleh membatalkan pembelian ini, tapi uang tanda jadi itu dianggap hangus, karena kamu tidak jadi membeli, bagaimana? “ Tawar Pak Cerdik
“ Ya tidak bisa begitu, saya mau semua uang saya kembali. “ Tolak Pak Culas
“ Loh Pak Culas kan bukan orang baru di dunia dagang? Masa peraturan sederhana kalau uang tanda jadi bakal hangus kalau tidak jadi membeli barangnya saja Pak Culas tidak mau mengakuinya? Bagaimana nanti tanggapan semua orang nantinya? Ini bisa mempengaruhi usaha Pak Culas, mungkin tidak ada lagi yang akan percaya sama Pak Culas. “ Kata Pak Cerdik menakut - nakuti Pak Culas, Pak culas juga berpikir kalau benar kabar ini tersiar tentu namanya yang sudah jelek tambah jelek lagi, dan dimasa akan dating mungkin saja yang dikatakan Pak Cerdik menjadi kenyataan, akhirnya mau tidak amu dia menyetujui tawaran Pak Cerdik, dan pulang dengan menggerutu

“ Terima kasih Pak Cerdik, saya rasa uang ini tidak pantas untukku, lagian semua ini adalah hasil pemikiran Pak Cerdik. “ kata Pak Bodoh menyerahkan uang itu pada Pak Cerdik, tapi Pak Cerdik menolaknya
“ Sudahlah terima saja, anggap saja itu bonus dari saya, dan ingat lain kali hati – hati kalau belanja, banyak penipu seerti Pak Culas, kalau tidak mengerti lebih baik tidak membeli, dan bertanya dulu sama orang lain atau padaku. “ nasehat Pak Cerdik
Pak Bodoh gembira, ia terkesan dengan kebaikan dan akal Pak Cerdik, kemarin ia kehilangan 10 ribu tapi sekarang ia mendapatkan 20 kali lipat sejumlah 200 ribu semua itu berkat Pak Cerdik.

Sabtu, 09 Januari 2010

Pendalaman Unsur Intrinsik Karya Sastra

Ada dua unsur dalam sebuah karya sastra, yaiutu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Unsur intrinsik adalah unsur yang membentuk suatu karya sastra dari dalam. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang membentuk karya sastra dari luar.
Unsur intrinsik dibagi menjadi,
1. tema: pokok pikiran dalam cerita
2. tokoh: pelaku yang ada dalam cerita
3. penokohan: watak atau sifat pelaku
4. alur/plot: jalannya peristiwa sebuah cerita. Alur ada berbagai macam, diantaranya,
a. alur maju (lurus/progresif): cerita dimulai dari tahap perkenalan sampai penyelesaian
b. alur mundur (sorot balik/flashback): cerita dimulai dari tahap penyelesaian baru kemudian tahap perkenalan atau alur yang melompat-lompat.
5. Setting/ latar:
a. Tempat peristiwa
b. Wakti terjadinya peristiwa
c. Suasana dalam cerita
6. Amanat: pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca lewat cerita
7. Sudut pandang: posisi pengarang dalam cerita.
a. Sudut pandang orang pertama: jika di dalam cerita, pengarang menggunakan kata ganti “aku/saya”
b. Sudut pandang orang ketiga: jika pengarang menggunakan kata ganti “dia/ia/menyebut nama tokoh”.
Nah, inilah unsur intrinsik sebuah karya sasatra. Sekarang, mari kita berlatih menentukan unsur intrinsik dalam dongeng berikut.

Asal Usul Danau Toba
(Sumber : e-smartschool)
Di sebuah desa di wilayah Sumatera, hidup seorang petani. Ia seorang petani yang rajin bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas. Ia bisa mencukupi kebutuhannya dari hasil kerjanya yang tidak kenal lelah. Sebenarnya usianya sudah cukup untuk menikah, tetapi ia tetap memilih hidup sendirian.
Di suatu pagi hari yang cerah, petani itu memancing ikan di sungai. "Mudah-mudahan hari ini aku mendapat ikan yang besar," gumam petani tersebut dalam hati. Beberapa saat setelah kailnya dilemparkan, kailnya terlihat bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani itu bersorak kegirangan setelah mendapat seekor ikan cukup besar. Ia takjub melihat warna sisik ikan yang indah. Sisik ikan itu berwarna kuning emas kemerah-merahan. Kedua matanya bulat dan menonjol memancarkan kilatan yang menakjubkan. "Tunggu, aku jangan dimakan! Aku akan bersedia menemanimu jika kau tidak jadi memakanku."
Petani tersebut terkejut mendengar suara dari ikan itu. Karena keterkejutannya, ikan yang ditangkapnya terjatuh ke tanah. Kemudian tidak berapa lama, ikan itu berubah wujud menjadi seorang gadis yang cantik jelita. "Bermimpikah aku?," gumam petani.
"Jangan takut pak, aku juga manusia seperti engkau. Aku sangat berhutang budi padamu karena telah menyelamatkanku dari kutukan Dewata," kata gadis itu.
"Namaku Puteri, aku tidak keberatan untuk menjadi istrimu," kata gadis itu seolah mendesak. Petani itupun mengangguk.
Jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar, akan terjadi petaka dahsyat.
Setelah sampai di desanya, gemparlah penduduk desa melihat gadis cantik jelita bersama petani tersebut. "Dia mungkin bidadari yang turun dari langit," gumam mereka.
Petani merasa sangat bahagia dan tenteram. Sebagai suamiyang baik, ia terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah sawah dan ladangnya dengan tekun dan ulet. Karena ketekunan dan keuletannya, petani itu hidup tanpa kekurangan. Banyak orang iri dan mereka menyebarkan sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan keberhasilan usaha petani. "Aku tahu petani itu pasti memelihara makhluk halus! " kata seseorang kepada temannya. Hal itu sampai ke telinga Petani dan Puteri. Mereka tidak merasa tersinggung, bahkan semakin rajin bekerja.
Setahun kemudian, kebahagiaan petani dan istri bertambah karena istri petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Ia diberi nama Putera. Kebahagiaan mereka tidak membuat mereka lupa diri. Putera tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan kuat. Ia menjadi anak manis tetapi agak nakal. Ia mempunyai satu kebiasaan yang membuat heran kedua orang tuanya, yaitu selalu merasa lapar. Makanan yang seharusnya dimakan bertiga dapat dimakannya sendiri. Jika disuruh membantu pekerjaan orang tua, ia selalu menolak. Istri petani selalu mengingatkan petani agar bersabar atas ulah anak mereka. "Ya, aku akan bersabar, walau bagaimanapun dia itu anak kita!" kata petani kepada istrinya. "Syukurlah, kanda berpikiran seperti itu. Kanda memang seorang suami dan ayah yang baik," puji puteri kepada suaminya. Memang kata orang, kesabaran itu ada batasnya. Hal ini dialami oleh petani itu. Pada suatu hari, putera mendapat tugas mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Putera tidak memenuhi tugasnya. Petani menunggu kedatangan anaknya sambil menahan haus dan lapar. Ia langsung pulang ke rumah. Di lihatnya putera sedang bermain bola. Petani menjadi marah sambil menjewer kuping anaknya. "Anak tidak tahu diuntung! Tak tahu diri ! Dasar anak ikan !," umpat si petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan itu.
Setelah petani mengucapkan kata-katanya, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap. Tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yangsangat deras dan semakin deras. Desa petani dan desa sekitarnya terendam semua. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Akhirnya, membentuk sebuah danau. Danau itu dikenal dengan nama Danau Toba, sedangkan pulau kecil di tengahnya dikenal dengan nama Pulau Samosir.